SULAWESI-Detik Global News.com, Proyek pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Pangkep Sulawesi-Selatan menuai sorotan dari sejumlah kalangan mulai dari pekerja media sampai kepada penggiat anti korupsi yang mengatasnamakan diri LSM. Sejumlah pekerja media dan LSM di daerah itu, mencium aroma korupsi di dalam pelaksanaan proyek pembangunan infrastruktur jalan yang tersebar luas di beberapa titik wilayah di Kabupaten Pangkep.
Aroma korupsi sangat kental tercium dari salah satu proyek perawatan infrastruktur jalan ruas Desa Bontomatene, Kecamatan Segeri dan Bulu batu yang anggarannya mencapai puluhan milyar. Kegiatan proyek perawatan infrastruktur jalan bervolume 810 x 3, 5 M yang dikerjakan oleh PT. Sumber Tehnik ini diduga sangat jauh menyimpan dari standar spesifikasi dan tidak sesuai dengan harapan pemerintah maupun masyarakat selaku pengguna jalan.
Hal tersebut sangat kontras terlihat dari kondisi beberapa sisi jalan yang mulai retak dan berlubang. Padahal, proyek tersebut baru beberapa bulan selesai dikerjakan dengan menelan anggaran senilai Rp. 495.102.000, 00. Sejumlah warga masyarakat di sekitar lokasi yang enggan disebutkan identitasnya mengaku sangat prihatin dengan kondisi proyek perawatan jalan ruas Segeri-Bontomatene dan Bulu Batu yang pekerjaannya dilaksanakan terkesan asal selesai.
Proses perawatan jalan yang dialokasikan melalui pos APBD TA. 2015 ini merupakan proyek fisik terburuk sepanjang sejarah pemerintahan Kabupaten Pangkep. Kuat dugaan, hal ini dipicu oleh penggunaan material aspal yang cenderung sangat tipis disamping warna aspalnya juga sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan warna aspal pada ruas jalan provinsi yang hitam tebal dan mulus.
Sementara warna aspal di ruas jalan Segeri-Bontomatene- Bulu Batu terlihat sedikit lebih pucat warnanya, dibanding warna aspal curah dengan tingkat kepadatan dan ketebalan yang maksimal Warga mensinyalir, kontraktor pelaksana sengaja mengurangi kadar aspal dalam pelaksanaan proyek perawatan jalan ruas Segeri, Bontomatene-Bulu Batu dengan tujuan untuk mengeruk keuntungan pribadi.
Tingkat kerusakan terparah dipastikan akan terjadi pada musim penghujan, tegas salah seorang perwakilan warga masyarakat. Secara terpisah, Sekjen LSM Grafi Kabupaten Pangkep, Sofyan Panca Putra meminta bantuan aparat penegak hukum untuk dapat melakukan pemeriksaan dan menyidik indikasi kasus korupsi pada pelaksanaan proyek perawatan jalan ruas Segeri, Bontomatene dan Bulu Batu.
“Aparat penegak hukum diminta memberikan perhatian khusus dan mengusut secara tuntas dugaan kerugian negara yang ditimbulkan dari pelaksanaan proyek yang dikerjakan selama 180 kalender tersebut. Sangat disayangkan kata dia, bila gelontoran anggaran senilai puluhan Milyar yang setiap tahunnya dikucurkan oleh Pemerintah Kabupaten Pangkep untuk kepentingan perawatan infrastruktur jalan, justru tidak tepat sasaran dan malah menjadi lahan empuk bagi para mafia proyek untuk meraup keuntungan dengan melakukan dugaan tindak pidana korupsi”
Terkait dengan proses penyidikan, polisi dan kejaksaan diminta untuk memanggil serta melakukan pemeriksaan secara intensif kontraktor pelaksana yang dalam hal ini dikerjakan oleh PT.Sumber Tehnik. Selain itu, aparat kepolisian juga diminta untuk melakukan pemeriksaan intensif terhadap CV. Dian Persada, selaku konsultan pengawas. Bila dimungkinkan, polisi diharapkan untuk dapat melakukan pemeriksaan terhadap kadar material aspal yang digunakan oleh kontraktor pelaksana dengan mengambil sample material di sekitar lokasi proyek, pungkas Sofyan. (FS).