Pembangunan Fisik Asian Games Mulai Agustus, Erick Thohir Khawatir Hasilnya Tak Maksimal

151

Jakarta – Detik Global News.com,Pemerintah telah memutuskan pembangunan wisma atlet, velodrome, dan renovasi venue-venue Gelora Bung Karno bakal dimulai pada Agustus 2016. Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir, ‎sebut perencanaan itu terlalu mepet.

Menurut pria berusia 45 tahun ini, untuk sebuah pembangunan biasanya menghabiskan waktu minimal dua tahun. Sebab, tak hanya kontruksinya yang dibuat, mengisi furniture-furniture untuk melengkapi wisma atlet menjadi pekerjaan yang harus diperhitungkan juga waktunya.

“Kalau untuk renovasi-renovasi bisalah satu tahun, pun telat-telat satu tahun tiga bulanlah. Nah, untuk masalah pembangunan ini paling tidak kan dua tahun. Kalau Asian Games itu Agustus 2018, tapi pembangunan mulai Agustus 2016, kan mepet sekali. Kapan lagi mengisi barangnya, nanti malah tidak maksimal,” ungkap Erick.

Menurut dia, ‎periode April- Mei itu harusnya sudah masuk musim bangun. Artinya, dengan waktu yang dua bulan lebih maju dari jadwal semula Agustus 2016, Indonesia masih punya waktu sekitar dua-tiga bulan sebelum event digelar untuk melengkapi semua.

“Saya sudah dengar (pembangunan) diambil Kementerian PU (Pekerjaan Umum) dan Pera (Perumahan Rakyat). Itu keputusan yang bagus. Tapi masalah pembangunan tetap saja mepet karena setelah bangun kan mesti isi AC (Air Conditioner) dulu, tempat tidur, dan perlengkapan lainnya. Itu perlu waktu setidaknya satu dua bulan,” ujarnya.

Kendati begitu, Presiden Inter Milan ini tak ingin menyalahkan siapapun. Ia hanya menyarankan, mumpung masih awal tahun, birokrasi di pemerintahan Indonesia harusnya bisa lebih dirapihkan lagi.

“‎Kami tidak ingin menyalahkan yang penting dirapihin saja, karena kalau tidak rapih kesannya terburu-buru hasilnya juga tidak maksimal, dan bisa saja ada pertanyaan lagi dibilang tidak serius,” lanjut dia.

Seperti masalah sosialisasi, ia membantah jika sosialisasi Asian Games yang dilakukan pekan lalu kesannya terburu-buru. Padahal karena dana untuk sosialisasi itu baru turun.

‎”Di Indonesia itu kan apapun mesti ada proses. Saya juga tidak mengabaikan kadang-kadang birokrasi jadi isu tersendiri. Nah, hal-hal ini yang menurut saya mesti dirapihkan saja.”

‎”Ya, saya akan terus mem-push dan koordinasi dengan pemerintah. Minimal mengingatkan deadline-nya, karena kalau sampai Asian Games batal yang rugi negara,” pungkasnya.(Detik sport/red)